Post ini adalah kelanjutan dari post Isi Hati Seorang Curly Girl part. 3 . Wow. Serasa cerbung yaa..
Malam harinya, saya panas dingin menunggu 'saat' itu. Menunggu DIA menelepon. Serius, saya panas dingin. Nyeri haid + diare + demam + deg-degan = membuat saya gila. Akhirnya DIA menelepon saya sekitar pukul 00.15 pagi. DIA sama sekali tidak menceritakan soal kecengannya seperti yang sahabat saya katakan tadi. Aneh. Bingung. Ah daripada kelamaan, saya tanyakan langsung saja.
Setelah menceritakan soal kecengannya yang ternyata sudah membuat DIA ilfil, saya menyadari sesuatu. Sahabat saya yang tadi siang SMS, ternyata 'kompor'! Sudah membuat saya panas layaknya kebakaran jenggot, eh ternyata kenyataan yang sebenarnya tidak separah itu. Baiklah...
Rasa panas itu jugalah yang membuat saya nekat menyatakan perasaan saya. Benar-benar nekat. Saya tidak pernah senekat ini. I started with say sorry to him. Kenapa? Jujur saja saya merasa bersalah menyimpan perasaan ini sendirian sekian lama. DIA adalah sahabat terbaik saya, tetapi DIA tidak tahu mengenai hal ini.
Saya takut.
Takut menunggu reaksi apa yang kelak akan muncul.
Marah? Atau senang?
Ternyata DIA sama sekali tidak marah! Air mata saya yang hampir jatuh pun seakan sirna. *lebay*
Saya pun dengan lancarnya mengeluarkan semua uneg-uneg saya, sampai saya merasa sangat lega sudah berhasil melakukannya.
Ya Tuhan, apa yang akan terjadi setelah ini?
Ajaib. Sambil agak terbata-bata (begitu yang saya dengar) , DIA pun mengungkapkan semuanya. Dan ungkapan hatinya telah membuat saya terbang ke langit ke tujuh. Wow. DIA mempunyai perasaan yang sama seperti saya.
Singkat kata, hari ini 4 Januari 2010 pukul 02.15 subuh (kalau tidak salah) kami resmi in a relationship...
Saya tidak akan pernah melupakan saat itu. Rasa bahagia ini benar-benar sulit saya ungkapkan dengan kata-kata. Sungguh. DIA sangat berarti untuk saya. Saya benar-benar tidak mau kehilangan dirinya.
Terimakasih Tuhan, Kau telah mendengarkan doaku. :)
Terimakasih Sebastian Adityo Prabowo...