Sudah cukup sehari kemarin kami sedikit berselisih dengan masalah ini (lagi). Ya, lagi. Masalah yang sama. Konyol sebenarnya. Keledai saja tidak akan terjatuh untuk kedua kalinya. Tetapi saya? Baiklah... saya mulai membandingkan saya dengan keledai sekarang. Cukup. Kembali ke permasalahan.
Saya tahu menjalani LDR (Long Distance Relationship) memang tidak mudah. Bahkan papie saya pernah 'mendengungkan' hal itu dalam forum keluarga ketika saya baru berpacaran dengannya. Tetapi kenapa saya nekat untuk menjalani ini? Karena dia seseorang yang sangat berarti untuk saya, dan saya telah jatuh hati kepadanya. Perasaan kali ini berbeda dari yang sebelum-sebelumnya. Saya bisa merasakan hal itu.
Hari demi hari telah dijalani. Dan akhir-akhir ini timbul masalah klasik tetapi sangat penting dalam LDR ini: komunikasi. Dia semakin sibuk dari hari ke hari, dan saya pun sibuk dengan tugas-tugas kuliah yang diberikan dosen dengan seenak perut (kasarnya). Tetapi disela-sela kesibukan saya ini, saya tidak bisa mengacuhkannya. Rasanya setiap ada selang waktu sesempit apapun, saya selalu ingin berkomunikasi dengannya. Bahkan ketika dosen yang cuek mulai membosankan dan membuat ngantuk, saya 'gatal' sekali ingin SMS. Bener deh. Bahkan ketika saya harus pergi pagi dan pulang malam, dalam keadaan secapek apapun saya ingin tetap berkomunikasi dengannya, entah SMS atau telepon.
Tapi entah kenapa semakin hari hal itu semakin sulit dilakukan. Saya selalu berusaha untuk bisa berbicara dengannya melalui telepon. Karena semua orang juga tahu, telepon jauh lebih efektif daripada berkomunikasi hanya melalui SMS. Karena dia terlalu lelah, kami jadi jarang bertelepon ria seperti biasanya. Dan masalah ini sering menjadi perdebatan diantara kami.
Bukannya saya tidak mengerti bahwa ia capek. Tetapi seringkali saya menjadi kesal karena hal ini. Saya mencoba memposisikan diri sebagai dirinya. Kalau saya jadi dia, secapek apapun, saya ingin mendengar suaranya barang hanya semenit. Saya ingin mendengar ceritanya walau hanya sebentar. Karena semuanya itulah yang membuat saya bersemangat lagi. Saya menjadi tidak mengerti. Apakah ego telah menutup hati nurani saya? Apakah saya yang tidak bisa mengerti dirinya?
Semua ini yang membuat saya sedih. Benar-benar sedih. Saya sangat merindukannya. Terkadang rasanya ingin menangis. It's undescribable feeling...
Komunikasi adalah hal yang paling penting dalam sebuah hubungan, apalagi hubungan jarak jauh. Karena saya mempelajari komunikasi di perkuliahan, maka saya mengerti akan seperti apa nantinya apabila komunikasi kami berjalan seperti ini terus. Ya walaupun belum tentu masalah ini akan berlangsung lama... semoga saja hanya sebentar. Saya tidak mau kehilangannya, sungguh. Saya tidak akan menyerah pada keadaan.
God, please give me strenght...